Jumat, 10 Juni 2016

Manajemen akuntansi.


                                                         

A. Manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management)

Manajemen Berdasarkan Aktivitas adalah suatu pendektan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya.[1]
 Kondisi bisnis sekarang ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu stabil dan dinamis. Kondisi bisnis stabil ialah situasi bisnis dimana relatif tidak ada perubahan tingkat suku bunga, harga, dan tingkat pajak, dan persaingan relatif tidak tajam. Sedangkan kondisi bisnis dinamis ialah situasi bisnis dimana terjadi perubahan yang terus menerus tingkat suku bunga, harga, dan tingkat pajak, dan persaingan sangat tajam. Dalam situasi bisnis stabil, manajemen perusahaan relatif lebih mudah menyususn strategi, kebijakan, program kerja, anggaran, dan melaksanakannya, serta mudah mengadakan evaluasi kinerja; tetapi dalam situasi bisnis yang dinamis, manajemen sulit untuk melakukan itu semuanya.
Berdasar kondisi obyektif yang demikian, agar perusahaan dapat melangsungkan hidup, manajemen harus menetukan sistem pemberian tanggung jawab, sistem anggaran, sistem pengukuran kinerja, dan sistem memberi imbalan kepada setiap manajer; sistem yang demikian itu disebut akuntansi pertanggung jawaban. Dalam kondisi bisnis yang stabil pada umumnya perusahaan menggunakan sistem  akuntansi pertanggung jawaban tradisional dan dalam kondisi bisnis yang dinamis menggunakan sistem akuntansi bertanggung jawaban kontemporer.
1.  Akuntansi Pertanggung Jawaban Tradisional
akuntansi pertanggung jawaban tradisional hanya dapat diterapkan dalam kondisi bisnis yang stabil: tidak ada fluktuasi nilai tukar mata uang yang signifikan, tidak ada inflasi, tingka suku bunga relatif stabil, pendapatan masyarakat stabil, persaingan tidak tajam. Dlaam kondisi yang demikian program kerja dan anggaran mudah disajikan dan kinerja manajemen mudah diukur karena biaya-biaya relatif mudah dikendalikan. Organisasi perusahaan dapat diklsifikasikan berdasar unit-unit kerja fungsional yang dipimpin oleh manajer, sehingga peranan individu sebagai manajer atau pekerja sangat dominan.
Namun dalam praktek bisnis dewasa ini persaingan sangat tajam dan inovasi teknologi cepat berkambang sehingga perkembangan bisnis sanagat dinamis, sehingga akuntansi pertanggung jawaban tradisional sulit diterapkan karena berabagai keterbatasan yang dimilikinya, antara lain:
1. berfokus internal, yaitu pembuatan standar biaya, anggaran, dan analisis varian biaya dan pendapatan.
2. model ini mengabaikan klasifikasi biaya yang bernialai tambah dan biaya yang tidak bernialai tambah
3. model ini hanya menggunakan varian sebagai alat untuk insentif.
2. Akuntansi Pertanggung Jawaban Kontemporer
            akuntansi pertanggung jawaban kontemporer ialah sistem akuntansi pertanggung jawaban yang diterapkan pada situasi bisnis yang dinamis yang melibatkan proses seluruh tim manajemen yang bertujuan reduksi biaya dan peningkatan kualitas melalui mata rantai nilai. Seluruh tim manajemen harus bertanggung jawab kesuksesan oprasional, mulai dari riset sampai dengan layanan purna jual produk yang dihasilkan.
 a). berfokus kerja sama tim dan mata rantai nilai.
 b). penekanannya reduksi biaya dan perbaikan terus menerus disegala bidang.
 c) model ini menggunakan keberhasilan kerja tim yaitu peningkatan kualitas dan pengurangan biaya sebagai alat untuk memberi insentif.
3.  Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggung Jawaban Tradisional Dengan Kontemporer
            Pimpinan puncak suatu organisasi bisnis dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang dipimpinnya ia harus:
a).  memberi wewenang kepada manajer dibawahnya
b). meminta tanggung jawab atas wewenang yang diberikan
c). menetapkan ukuran kinerja
d). mengevaluasi kinerja berdasar ukuran kinerja yang telah ditetapkan
e). memberikan imbalan layak dan memanusiakan manusia
            Setelah seseorang (manajer) diberi wewenang, ia diminta tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang dimilikinya, maka lahir akuntansi pertanggung jawaban dalam bentuk tradisional dan kontemporer. Perbedaan kedua jenis akuntansi pertanggung jawaban tersebut disajikan dalam tabel.
Keterangan
Akuntansi pertanggung jawaban tradisional
Akuntansi pertanggung jawaban kontemporer
Lingkungan
Orientasi
Model berfikir
Keuangan
Standar pengukuran
Kinerja
Pengukuran kinerja


Dasar imbalan kepada individu

Karakteristik biaya
Stabil
Kemampuan individu
Persial, analitik
Unit organisasi
·    Standar yang bisa dicapai
·    Anggaran statis
Perbandingan biaya aktual dengan biaya standar

Kinerja anggaran


Mudah dikendalikan
Dinamis
Kemapuan tim
Holistik, dialektik
Mata rantai nilai
·   Kepuasan pelanggan
· Proses yang optimal
Efektivitas, just in time, produktivitas

Kinerja tim, mata rantai nilai kelompok

Sulit dikendalikan

            4. Aktivitas Manajemen
            aktivitas utama manjemen adalah mencari laba untuk kelasungan hidup perusahaan. Aktivitas itu harus dikelola secara rasional berdasar perhitungan pengorbanan dan manfaat atau cost benefit ratio. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar dari pada pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya
            Manajemen berdasarkan aktivitas ialah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang:

            a). alat kerja, yaitu mengikuti perkembangan teknologi
b). metode kerja, yaitu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
c). tenaga kerja, yaitu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
d). sasaran kerja, yaitu mengikuti kebutuhan dan keinginan konsumen
e). tingkat harga, yaitu mengikuti daya beli konsumen
f). kualitas produk, yaitu mengikuti kebutuhan pelanggan
g). kualitas pelayanan pelanggan, yaitu melayani keinginan dan keluhan pelanggan
            Tujuan akhir suatu perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan pemiliknya melalui perolehan laba bersih. Makin besar laba bersih, makin tinggi tingkat pendapatan persaham, dan makin tinggi kekayaan pemilik perusahaan. Hak itu dapat diwujudkan apabila manajemen bekerja efektif, efisien, produktif, dan menguntungkan.
Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-sumber daya yang dapat di ukur dengan satuan uang, atau aktivitas adalah pengobanan input untuk memperoleh output dan keuntungan. Setiap aktivitas harus di ukur berdasarkan “ pengorbanan untuk memperoleh keuntungan atau cost benefit ratio”. Perusahaan harus meminimumkan biaya dan memaksimumkan keuntungan sepanjang waktu agar ia dapat mempertahankan keberadaannya. Setiap keputusan harus di dasarkan pada biaya dan keuntungan.
Dalam suatu kegiatan bisnis modern pengorbanan input harus di nilai berdasar aktivitas yang dilakukan. Sebab aktivitas hakikatnya adalah biaya ; aktivitas melahirkan biaya. Manajemen harus berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah secara sistematik , artinya kerja tim yang terkordinasi dengan baik untuk memaksimumkan hasil, bukan kinerja individu seperti pada akuntansi pertanggung jawaban tradisional.
Manajemen berdasarkan aktivitas fokusnya menemukan penyebab penggerak aktivitas bisnis yaitu aktivitas memperoleh laba. Laba diperoleh melalui tiga aktivitas utama yaitu : 1. Aktivitas perolehan input 2. Aktivitas memproses input menjadi output 3. Aktivitas menjual out put untuk memperoleh laba.
Aktivitas-aktivitas tersebut harus di analisis. aktivitas nyata harus dibandingkan dengan aktivitas yang direncanakan, baik dalam arti fisik maupun arti keuangan. Aktivitas fisik meliputi input material, tenaga kerja manusia, peralatan, pemasaran, administrative, dan output. Sedangkan aktivitas keuangan meliputi pendapatan dan beban-beban.[2]
5. Dimensi Aktivitas
            Bentuk nyata aktivitas bisnis dapat diklasifikasikan kedalam dua bentuk yaitu: 1) aktivitas bernilai tambah, dan 2)aktivitas tidak bernilai tambah. Aktivitas bernilai tambah harus ditingkatkan dan aktivitas tidak bernilai tambah harus dikurangi kalau mungkin dihapuskan.
            a). aktivitas bernilai tambah
Riset pasar, merancang dan mengembangkan produk, membuat produk, menjual produk,dan pelayanan purna jual produk.
            b). aktivitas tidak bernilai tambah
Pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan barang setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, penyimpanan.
6. Analisis Biaya
            Dalam menganalisis biaya harus melalui pengurangan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas bisnis harus diseleksi dan diklasifikasi secara teliti sehingga hanya aktivitas yang bernilai tambah yang harus ditingkatkan. Kinerja diukur berdasar besarnya aktivitas yang bernilai tambah yang dijabarkan dalam angka-angka keuangan.
            Standar aktivitas hanya untuk aktivitas yang bernilai tambah, seperti penggunaan bahan, penggunaan tenaga kerja manusia,penggunaan mesin. Aktivitas tidak bernilai tambah seperti aktivitas pemeriksaan bahan, pemertiksaan produk, pengerjaan ulang, tidak dibuat standat aktivitasnya. Perbandingan standar aktivitas dengan aktual aktivitas akan menentukan tingkat efisiensi. Teknik penyajian laporan aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah, laporan biaya, dan laporan trend aktivitas untuk mengetahui tingkat efisiensi dapat disajikan pada tabel berikut.

Aktivitas
Penggerak aktivitas
Kuantitas standart
Kuantitas aktual

Harga standar
Penggunaan bahan
Pengerjaan ulang
Persiapan
 pemeriksaan
Unit
Jam
Jam
jam
1000
0
0
0
1100
100
90
80
Rp.50
Rp.40
Rp.30
Rp.20

Ket :    a). Kuantitas standar ialah standar dalam satuan (unit) tingkat keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
b). kuantitas aktual ialah kuantitas aktual dari keluaran aktivitas yang digunakan (apabila sumber daya dipasok pada waktu dibutuhkan,atau dipasok dimuka)
            c). harga standar ialah harga standar perunit ukuran keluaran aktivitas
            Dari data diatas dapat disajikan laporan biaya yang bernilai tambah dan yang tidak bernilai tambah.
            7. Siklus Hidup Produk
            suatu produk pada umunya diriset terlebih dahulu, dirancang, diproduksi, tumbuh, berkembang, layu, kemudian mati. Siklus ini dinamakan siklus kehidupan produk (product life cycle). Hal itu disebabkan karena di dalam dunia kapitalisme ditandai oleh dua kegiatan yaitu persaingan dan inovasi teknologi produksi. Dalam persaingan produk-produk yang kualitas rendah dan harga tinggi akan dikalahkan dengan produk yang berkualitas tinggi dan harga rendah. Produk yang demikian itu adalah produk yang dihasilkan oleh teknologi mutakhir dan oleh kemampuan manajement mengadakan penurunan biaya.
            Selama keberadaan produk yaitu dari riset sampai dengan produk jadi membutuhkan biaya yang disebut biaya siklus hidup produk (product life cost). Produk harus dijual kepada pelanggan, proses ini membutuhkan biaya dimulai dari promosi sampai dengan layanan purna jual. Keseluruhan biaya produk mulai riset pasar sampai dengan layanan purna jual disebut biaya keseluruhan produk (product whole life cost). Biaya keseluruhan hidup produk merupakan wilayah pengelolaan management yang sangat penting, karena biaya tersebut harus dapat dikurangi agar management mempunyai keunggulan kompetitif( competitive advantage). Teknik pengurangan biaya tersebut adalah melalui pengelolaan aktivitas rantai nilai.
            Manajemen membutuhkan biaya produk komprehensif (biaya produk keseluruhan) untuk memenangkan pesaingan. Persaingan dapat dimenangkan salah satu kuncinya adalah pengurangan biaya produk, terutama biaya sebelum dilakukan proses produksi (biaya riset produk, biaya rancangan produk, biaya pengembangan produk) dan sesudah dilakukan proses produksi (biaya promosi, biaya ditribusi, dan biaya layanan purna jual). Dengan demikian biaya keseluruhan hidup produk terdiri dari:
a). Biaya pra-produksi
b). Biaya produksi
c). Biaya post produksi atau biaya pemasaran.
Yang termasuk biaya pra-produksi ialah biaya riset produk, biaya rancangan produk, biaya pengembangan produk, dan biaya pengujian produk. Yang termasuk biaya produksi ialah biaya bahan langsung, biaya upah langsung, dan biaya overhead pabrik. Yang termasuk post-produksi (biaya pemasaran) ialah biaya logistik, biaya distribusi, biaya promosi, dan biaya layanan purna jual. Pengurangan biaya dilakukan pada biaya pra-produksi dan post-produksi, sedangkan pengendalian biaya dilakukan pada biaya produksi.
Setelah biaya keseluruhan hidup produk dapat disajikan, manajemen harus menentukan biaya target (target cost), yaitu selisih harga jual dengan laba produk per unit. Harga jual tidak dapat dikotrol oleh manajemen,karena ia ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu biaya keseluruhan hidup produk harus mengacu pada harga pasar. Misal harga jual per unit produk Rp 10, laba diharapkan per Rp 2, maka biaya target sebesar (Rp 10 – Rp 2) = Rp 8.
Jika biaya per unit keseluruhan hidup produk sebesar Rp 8,50, manajemen harus mampu menurunkan biaya produk sebesar Rp 0,50. Untuk melakukannya, manajemen harus mengelola aktivitas secara baik dan bijaksana, terutama aktivitas pra-produksi dan aktivitas post-produksi. Penurunan biaya harus dilakukan tahap demi tahap dalam kurun waktu tertentu, dan varian harus dihitung berdasr biaya aktual dibanding biaya target.[3]

8. Kalkulasi biaya siklus hidup
Suatu perusahaan harus memiliki informasi biaya, harga jual dan rencana laba per unit produk. Informasi itu sangat berguan untuk membuat perhitungan laba yang diharapkan dan laporan siklus hidup suatu produk.
Keterangan
(Rp)
Biaya pra-produksi (biaya pengembangan) (a)
Biaya produksi (b)
Biaya siklus hidup produk (a+b) = (c)
Biaya post-produksi (biaya pemasaran) (d)
Biaya keseluruhan siklus hidup produk (c+d) = (e)
Harga pasar (f)
Laba yang dianggarkan ( f - e ) = (g)
2
3
5
1
6
8
2

9. Ukuran Kinerja
Kinerja perusahaan dapat di ukur berdasarkan kinerja keuangan dan non-keuangan. Pengukuran kinerja keuangan yang lazim digunakan adalah likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas. Sedangkan pengukuran kinerja non-keuangan yang lazim digunakan adalah efisien, kualitas dan waktu.
a). Ukuran Efisien
Efisien ialah penggunaan sumber daya nyata yang lebih rendah dari pada standar yang ditetapkan, atau kinerja aktual dibanding kinerja standar. Kinerja aktual lebih baik dari pada kinerja standar, maka disebut efisien, atau jika penggunaan sumber daya nyata di bawah standar penggunaan sumber daya yang disepakati, maka penggunaan sumber daya tersebut efisien. Dalam proses produksi, sumber daya terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.



b).Ukuran Kualitas
Ukuran kualitas berhubungan dengan biaya kualitas yang meliputi:
v  biaya pencegahan
v  biaya pemeriksaan
v  biaya produk gagal internal
v  biaya produk gagal eksternal
            Makin tinggi biaya kualitas, makin kurang profesional manajemen suatu organisasi bisnis. Manajemen harus berusaha mengurangi biaya kualitas, kalau mungkin menghapuskan sama sekali.
            Misal, PT ABC memiliki produksi dan penjualan Rp 1.000, biaya pencegahan yang terdiri dari biaya pelatihan mutu dan biaya reliabilitas mutu sebesar Rp 200 biaya pemeriksaan yang terdiri dari biaya pemeriksaan bahan, biaya pemeriksaan proses, dan biaya pemeriksaan produk sebesar Rp 150, biaya gagal internal yang terdiri dari sisa bahan dan pengerjaan ulang sebesar Rp 100, biaya gagal eksternal yang terdiri dari biaya perbaikan, keluhan pelanggan, dan jaminan sebesar Rp 50, maka dapat disusun laporan biaya kualitas sebagai berikut :
Keterangan
(Rp)
(%)
Produksi dan penjualan
Biaya pencegahan
Biaya pemeriksaan
Biaya produk gagal internal
Biaya produk gagal eksternal

Total biaya kualitas
1.000
200
150
100
50

500
100%
20%
15%
10%
5%

50 %

            Biaya kualitas harus dikurangi secara terus-menerus agar mendekati nol persen, kalau mungkin. Pada contoh diatas, manajemen harus mengurangi biaya kualitas terutama biaya pencegahan, pemeriksaan, dan biaya produk gagal internal, dan biaya produk gagal eksternal, yang keseluruhannya 50%. Jika perusahaan sejenis besarnya biaya tersebut berkisar 10% sampai dengan 20%, maka perusahaan diatas tidak efisien, manajemen harus mengurangi biaya tersebut sampai pada tinggkat sama dengan pesaingnya, kalau mungkin lebih rendah dari pada pesaingnnya.
c). Ukuran Waktu
Ukuran waktu meliputi :
v  kecepatan proses produksi
v  kecepatan dan ketetapan pengiriman produk kelapangan
v  kecepatan melayani permintaan pelanggan
Perinsipnya pelanggan harus cepat dilayani baik dari segi pengiriman produk maupun dalm melayani pesanan. Pelayanan itu dapat dilakukan jika proses produksi dilakukan cepat, harus ada waktu siklus manufaktur yang cepat. Waktu siklus adalah lamanya menciptakan produk, sedangkan kecepatan adalah waktu yang  dibutuhkan untuk membuat satu unik produk. [4]
10. Efisiensi Siklus Manufaktur (Manufacturing Cycle Efficiency atau MCE)
Efisiensi siklus manufaktur ialah menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu aktivitaspemindahan bahan, pemeriksaan, dan waktu tunggu. Waktu yang tidak berilai tambah = waktu siklus proses aktual dikurangi waktu siklus teoritis = 5 menit – 4 menit = 1 menit. MCE adalah waktu pemrosesan input yang menjadi output yang merupakan aktivitas bernilai tambah. Aktivitas diluar itu seperti waktu pemindahan bahan dalam pabrik, waktu pemeriksaan produk, proses, bahan, dan waktu tunggu bahan datang dan persiapan peralatan adalah waktu yang tidak bernilai tambah, waktu tersebut harus diminimumkan agar biayanya rendah. Jika manajemen mampu mengeliminasi waktu yang tidak bernilai tambah, maka MCE mendekati 1.
Pada contoh diatas, waktu siklus aktual 5 menit dan waktu siklus teoritis 4 menit, maka waktu yang tidak bernilai tambah sebesar 1 menit. MCE dapat dihuting dengan cara :
MCE =  =  = 0,80
MCE itu harus dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Jika perusahaan sejenis rata-rata memiliki MCE 0,75, maka perusahaan tersebut cukup baik. Menurut Berliner dan Brimson, “Cost Management for Today’s Advanced Manufacturing”, yang di kutip oleh Hansen Women, hal 504. Edisi bahasa indonesia, menyatakan bahwa banyak perusahaan manufaktur memiliki MCE 0,1. Jadi MCE diatas sebesar 0,8 adalah baik artinya perusahaan cukup efisien.
11. POLA PIKIR MANAJEMEN BERDASAR AKTIVITAS
Manajemen berdasar aktivitas dimulai pemikiran bagaimana mencapai strategi dan sasaran perusahaan cepat, bagus kualitasnya, dan murah biayanya. Gambar dibawah ini menyajikan hubungan visi sampai dengan kinerja perusahaan.
Kerangka pikir manajemen berdasar aktivitas
PERUSAHAAN
Visi, Misi, Tujuan Sasaran

Strategi, Kebijakan
Program Kerja, Anggaran

AKTIVITAS MANAJEMEN
 


Pengendalian biaya                                       Pengurangan Biaya   
-            Proses produksi                                      - Pra-produksi
                                                                 - Pra-Produksi          
PASAR

KINERJA
Keuangan
-  Profitabilitas
-  Likuiditas
-  Solvabilitas
-  Aktivitas
-  Pertumbuhan
-  Penilaian
Non-Keuangan
-   Efisien
-   Kualitas
-   Waktu









PENUTUP

Kesimpulan

Permintaan akan informasi manajemen yang lebih akurat dan relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Manajemen berdasarkan aktivitas lebih meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik.















Daftar Pustaka
Hansen. Don R. dan Mowen. Maryanne M. (2006). Management Accounting. Salemba Empat. Jakarta.
Prawironegoro. Darsono dan Purwanti. Ari.(2008). Akuntansi Manajemen. Mitra Wacana Media. Jakarta.



[1] Don R, Hansen dan Maryanne M. Mowen. Management Accounting. Salemba Empat. Jakarta. 2006. Hal 11
[2] Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti. Akuntansi Manajemen. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2008. Hal 83-86
[3] Ibid hal 87-93
[4] Ibid hal 94-100